PENGGUNAAN METODE ANALISA EKOLOGI DAN PENGINDERAAN
JAUH UNTUK PEMBANGUNAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS EKOSISTEM PANTAI
Jurnal “PENGGUNAANMETODE ANALISA EKOLOGI DAN PENGINDERAAN JAUH UNTUK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASIGEOGRAFIS EKOSISTEM PANTAI” menjelaskan tentang Sistem Informasi Geografis/SIG sudah cukup lama dikenal sejak awal tahun 1960 di Kanada dan Amerika Serikat, yang saat itu banyak digunakan untuk keperluan Land Information System.
Menurut jurnal tersebut ada 2 metode untuk menganalisis data lapangan yang dapat digunakan yakni cara analitik dengan menggunakan metode statistik dan cara grafik dengan menggunakan metode penginderaan jauh.
Pemrosesan citra yang dilakukan sebagai berikut:
1. Perbaikan kontras.
Perbaikan dilakukan terhadap masing-masing band (XS-1, XS-2, XS-3). Perbaikan kontras dilakukan dengan metode linier dan eksponensial. Perbaikan kontras (contrast stretching) tidak berpengaruh terhadap nilai asli dari citra.
2. Penyusunan komposit Red-Green-Blue.
Komposit yang disusun dari band-band (XS-1, XS-2, XS-3) dengan tampilan visual kekontrasan terbaik. Kekontrasan komposit RGB diperbaiki secara keseluruhan dengan mengubah kekontrasan masing-masing band tunggal penyusunnya.
3. Klasifikasi
Klasifikasi dilakukan dengan menggunakan dua band (XS-2 dan XS-3) dengan metode histogram bidimensional.
4. Koreksi geometrik.
Koreksi geometrik dilakukan dengan menggunakan metode overlay (tumpang susun) antara hasil citra terklasifikasi dengan peta topografi.
Analisis statistik dibagi menjadi dua bagian, pertama melalui prosedur untuk mengeliminasi autokorelasi antar variabel dengan menggunakan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis/ PCA). Analisis PCA akanmentransformasikan variabel-variabel ke suatu set variabel baru yang dapat menjelaskan keragaman data dengan jumlah yang lebih sedikit. Bagian kedua berupa analisis statistik untuk penyusunan model.
Hasil analisis otomatik dengan metode penginderaan jauh, dapat digunakan untuk menganalisis vegetasi, struktur, sonasi dan ekologi wilayah pantai tersebut, tetapi sebagai contoh akan disajikan hasil sonasi, struktur dan kondisi saat penelitian.
Gambar 1: Hasil Klasifikasi Citra Penginderaan Jauh
Parameter yang digunakan untuk analisis air antara lain temperatur (T), pH, kandungan Cl, suspended solid (SS) dan salinitas (Sal.), baik saat kondisi surut maupun pasang, sedangkan untuk tanah digunakan parameter granulometri, salinitas dan NaCl.
Sonasi dapat terlihat secara visual dari hasil analisis klasifikasi penginderaan jauh. Sonasi pada Gambar 1 memperlihatkan adanya perbedaan antara formasi vegetasi yang di bagian depan, tengah dan belakang.
Tabel 1. Database Sistem Informasi Geografis
No. | format | Data/informasi |
1 | Grafik | Citra klasifikasi : struktur, sonasi dan kondisi vegetasi Peta dilinisiasi : peta topografi, peta thematik (tanah, vegetasi, ekologi, pengembangan, perencanaan, pengelolaan, potensi dan sebagainya) |
2 | Alfanumerik | Karakter air : PH, Salinitas, Temperatur, BOD,COD dan sebagainya Karakter tanah : Salinitas, Granulometri, PH dan sebagainya Vegetasi : jenis, struktur, sonasi, formasi dan sebagainya Statistik : penduduk, luas, kerusakan dan sebagainya Geografis : posisi, perencanaan dan sebagainya |
Struktur vegetasi secara grafis dan secara analitis dapat diketahui dari gambar dan analisis yang diperoleh dari hasil pengolahan citra penginderaan jauh seperti gambar 1 dan tabel 1. Gambar dan tabel tersebut memperlihatkan kerusakan ekologi pada ekosistem pantai, dengan hasil tersebut dapat dilakukan cara-cara untuk mengatasi masalah baik melalui penghijauan, konservasi dan lain sebagainya. Perencanaan tempat dan luasan yang harus direhabilitasi dapat terlihat dengan jelas baik secara visual melalui gambar maupun tabel.